Semua pasangan suami istri pasti sudah mengetahui bahwa setiap kali melakukan hubungan intim ada titik klimaks yang ditandai dengan keluarnya air mani pasangan. Pada pasangan normal biasanya pria yang mengalami ejakulasi atau titik klimaks saat melakukan hubungan intim akan mengeluarkan air mani dari penisnya. Namun di beberapa kasus ternyata ada pria yang tidak bisa mengeluarkan air mani dari penisnya.

            Tidak keluarnya air mani pada kasus ini bukan karena pasangan tidak merasa klimak saat melakukan hubungan seksual, tetapi karena sang pria mengalami masalah ejakulasi retrograde. Ya, pria dengan masalah ejakulasi retrograde ini biasanya memiliki kelainan dimana air mani yang seharusnya keluar justru malah mengalir dan bocor didalam area kandung kemih.

            Secara normal seharusnya saat pria berejakulasi air mani yang dihasilkan harus terdorong keluar lewat uretra dan keluar dari penis. Namun pada orang yang memiliki masalah ejakulasi retrograde biasanya otot sfinger yang merupakan otot yang berada pada uretra dan membantu mendorong air mani keluar justru tidak dapat bekerja secara optimal. Akhirnya air mani pun tidak bisa keluar dari penis dan kembali ke kandung kemih.

            Meski masalah ejakulasi retrograde ini tidak membahayakan tubuh seseorang tetapi memang masalah ini sangat berkaitan erat dengan masalah keseburan. Itu karena orang yang memiliki masalaj ejakulasi retrograde ini hanya bisa mengeluarkan sedikit bahkan tidak sama sekali air mani dari penisnya. Tentunya secara otomatis hal tersebut juga akan mempengaruhi proses pembuahan yang terjadi.

            Dimana pada proses pembuahan tentunya dibutuhkan sperma yang terbawa didalam air mani. Tapi jika air mani tersebut tidak bisa dikeluarkan dari penis, lalu bagaimana cara air mani bisa masuk kedalam sel telur pada wanita. Itulah mengapa orang dengan masalah ejakulasi ini memiliki peluang tingkat keseburan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan orang yang memiliki ejakulasi normal.

            Meski begitu tidak menutup kemungkinan juga bahwa pria yang mengalami masalah ejakulasi retrograde bisa memiliki keturunan. Biasanya setelah melakukan konsultasi dengan dokter, pasien akan diberikan serangkaian perawatan dan juga obat – obatan yang harus dikonsumsi. Konsumsi obat tersebut berfungi untuk menjaga kekuatan otot leher pada saluran uretra agar dapat melakukan ejakulasi.

            Selain melakukan perawatan, jika kondisinya sudah semakin parah maka pasien juga disarankan untuk melakukan tindakan operasi. Namun sebelum memulai tindakan operasi tentunya dokter akan melakukan serangkaian tes di laboratorium agar mendapatkan informasi yang lebih akurat. Setalah itu maka orang yang memiliki masalah ejakulasi ini juga memiliki peluang untuk memiliki keturunan yang lebih besar dari sebelumnya.

            Untuk menghindari kondisi ejakulasi retrograde seperti ini sebaiknya para pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin pada area organ intimnya. Selain itu para pria juga perlu mengetahui apa saja faktor resiko yang dapat memicu terjadinya ejakulasi retrograde ini menjadi lebih parah, berikut diantaranya:

  • Bagi anda yang memiliki penyakit diabetes melitus ataupun multiple sceloris
  • Bagi anda yang pernah menjalankan tindakan operasi di area intim seperti operasi prostat atau kandung kemih.
  • Bagi anda yang pernah mengalami cedera di bagian tulang belakang
  • Bagi anda yang pernah mengkonsumsi obat – obatan tertentu seperti obat untuk darah tinggi dan juga obat depresi.

Sisanya anda hanya diminta untuk menjaga Kesehatan dan juga mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat agar tubuh anda dan semua fungsi didalamnya bisa berjalan dengan normal.